A. Kehidupan Remaja dalam Lingkungan Sosialnya
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa remaja adalah tahapan perkembangan
yang pada umumnya dimulai sekitar usia 12- 21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun
bagi pria (Mappiare 1982). Sedangkan
menurut Piaget dan Hurlock (1991), remaja
adalah suatu usia dimana seorang anak tidak merasa berada dibawah tingkat orang
yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.
Masa remaja merupakan masa transisi
(masa peralihan) dari masa anak-anak menjadi dewasa. Masa inilah yang
mengakibatkan remaja selalu mengalami gejolak dalam mencari identitasnya.
Remaja seringkali dianggap sebagai
kelompok yang aneh, karena dalam kehidupannya kelompok ini sering menganut
kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang berbeda atau bertentangan dengan
kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang dianut oleh orang dewasa terutama orang
tuanya. Dalam berusaha menyesuaikan diri dengan situasi tertentu, mereka akan
menggunakan cara-cara tersendiri. Pola, sikap, dan perilaku yang dihargai oleh
sesame remaja (peer group) dianggap
sebagai pengakuan terhadap superioritas pribadi yang perlu ditegakkan, sehingga
konformitas perilaku selalu muncul dalam kelompok ini. Berbagai saluran pelepas
ketegangan diciptakan oleh kelompok remaja untuk mengurangi kegelisahan yang
dialaminya, misalnya dengan cara membunyikan radio keras-keras, tertawa
terbahak-bahak, begadang dengan sesama teman, ngebut-ngebutan dijalan, dan lain
sebagainya. Disamping itu, kelompok ini seringkali juga mengembangkan bahasa
khusus yang sulit dimengerti oleh kelompok diluar peer groupnya.
Berdasarkan beberapa fakta diatas, kami
tertarik untuk menganalisa lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kehidupan remaja terhadap kelompok sosialnya yang selanjutnya tulisan ini kami
beri judul “ Kehidupan Remaja dalam Lingkungan Sosialnya”. Dalam
tulisan ini kami akan mengkaji mengenai kehidupan remaja dalam lingkungan
sosialnya, masalah-masalah remaja dengan lingkungan sosialnya, dan
bentuk-bentuk perilaku menyimpang remaja terhadap lingkungan sosialnya.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
kehidupan remaja dalam lingkungan sosialnya ?
2. Apa
saja masalah yang muncul dalam kehidupan remaja dengan lingkungan sosialnya ?
3. Apa
saja perilaku-perilaku menyimpang remaja terhadap lingkungan sosialnya ?
- Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka kami mempunyai tujuan sebagaimana berikut :
1. Untuk
mengetahui kehidupan remaja dalam lingkungan sosialnya
2. Untuk
menjelaskan masalah yang muncul dalam kehidupan remaja dengan lingkungan sosialnya
3. Untuk
mengetahui perilaku-perilaku menyimpang remaja terhadap kehidupan sosialnya.
D.
Batasan
Masalah
Agar pembahasan materi dalam makalah
kami tidak melebar, maka kami membuat batasan masalah sebagaimana berikut :
1. Tentang
kehidupan remaja dalam lingkungan sosialnya.
2. Tentang
masalah remaja dengan lingkungan sosialnya
3. Tentang
penyimpangan-penyimpangan remaja terhadap lingkungan sosialnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kehidupan
Remaja dalam Lingkungan Sosialnya
Remaja dalam masanya akan
berinteraksi dengan berbagai lingkungan. Dan semua lingkungan mempunyai peranan
penting dan memiliki aturan mainnya sendiri. Dibawah ini akan dijelaskan
mengenai kehidupan remaja dalam lingkungan sosialnya.
1. Kehidupan
Remaja di Lingkungan Keluarga
Keluarga
adalah lingkungan pertama yang berhubungan dengan remaja. Pengeruh lingkungan
keluarga sangat penting terhadap kehidupan remaja. Namun, seringkali aturan
yang diterapkan oleh keluarga bertentangan dengan keinginan mereka, hal itu
sering terjadi karena kerasnya kebijakan orang tua yang ingin menguasai sikap
dan perilakunya.
Namun,
seringkali terjadi kesalah pahaman antara orang tua dengan si anak. Hal itu
sering di picu karena pandangan anak yang sedang memasuki fase pertengahan dan
emosinya yang labil serta orang tua yang tidak bisa memahami kehidupan remaja.
Remaja mengangggap orang tua terlalu sibuk bekerja dan kurang perhatian kepada
anak. Sedangkan orang tua melihat anak pada zaman sekarang sulit diatur,
berbeda dengan anak pada zaman dulu. Orang tua masih menerapkan model pendidikan
zaman dulu yang cenderung mengatur anak. Orang tua mengabaikan bahwasanya
terdapat perbedaan pada perkembangan anak zaman sekarang dan zaman dahulu.
Tapi, sebagian orang tua ada juga yang menganggap bahwa anaknya sudah dewasa
dan bisa mengatur kehidupannya sendiri.
2. Kehidupan
Remaja di Lingkungan Sekolah
Kehidupan
remaja di sekolah sering berkaitan dengan kehidupan remaja di rumah karena
tidak jarang anak yang melampiaskan semua masalah yang berhubungan dengan
keluarga di sekolah. Namun, sebaliknya ada juga sebagian remaja yang
mendapatkan banyak hal yang tidak bisa mereka dapatkan sebelumnya dari
keluarga, dapat mereka temukan di lingkungan sekolah.
Teman-teman
di sekolah juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan remaja di sekolah.
Biasanya, mereka mudah terpengaruh dengan sifat teman-teman mereka. Hal inilah
yang menyebebkan para remaja harus memilih teman bergaul mereka. Karena apabila
mereka salah memilih, akibatnya kehidupan mereka di sekolah menjadi kacau.
3. Kehidupan
Remaja di Lingkungan Masyarakat
Sesungguhnya interaksi yang baik dan
benar antara masyarakat dan remaja mempunyai pengaruh besar dalam mengurangi
krisis keremajaan dan membantu mempercepat proses kematangan dan kedewasaan
remaja. Kajian modern telah menunjukkan bahwa masyarakat yang harmonis dan
tentram, akan menghasilkan remaja yang harmonis dan tentram juga.
Perkembangan kepribadian seseorang
termasuk remaja merupakan hasil dari hubungan dan pengaruh timbal balik secara terus menerus antara pribadi dengan
lingkungannya. Bagi remaja, lingkungan sosial merupakan sumber inspirasi dalam
mengembangkan kepribadiannya sehingga baik buruknya lingkungan sosial mampu
mempengaruhi baik buruknya kepribadian seorang remaja.
- Permasalahan – Permasalahan Remaja dengan Lingkungan Sosialnya
Dalam
pembahasan kali ini kami akan membicarakan mengenai permasalahan-permasalahan
yang dialami remaja dengan lingkungan sosialnya 1. Permasalahan Remaja dengan
Orang Tua
Dalam
sebuah keluarga seringkali muncul sebuah konflik antara orang tua dengan
anak-anaknya yang menginjak remaja. Masalah-masalah yang dihadapi para orang
tua dengan anak remaja mereka seringkali disebabkan oleh komunikasi yang kurang
baik antara kedua belah pihak. Komunikasi yang kurang baik tersebut biasanya
dikarenakan oleh beberapa factor, diantaranya adalah :
a. Orang
tua biasanya merasa mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan
anaknya yang menginjak remaja, akibatnya terjadi benturan kesalahfahaman antara
remaja yang mulai merasa dewasa dengan orang tua yang menggunakan otoritasnya
secara berlebihan.
b. Orang
tua dan remaja tidak mempergunakan bahasa yang sama sehingga sering menimbulkan
salah faham. Biasanya orang tua hanya sering memberikan informasi tanpa ikut
serta memecahkan masalah yang dihadapi remaja.
c. Karena
kesibukan masing-masing. Seringkali komunikasi orang tua dengan anak remajanya
hanya terjadi dalam waktu yang singkat dan lebih banyak bersifat formal.
d. Dalam
keluarga seringkali remaja kurang diberi kesempatan dan kebebasan untuk
mengembangkan idenya secara bebas.
e. Perbedaan
kepentingan seringkali juga dapat menimbulkan adanya ketegangan dan konflik ,
karena munculnya perbedaan kriteria dalam memandang suatu permasalahan.
Hambatan-hambatan
komunikasi datas dapat ditangani dengan inisiatif yang datang dari orang tua.
Orang tua yang mendidik anaknya dengan apa yang mereka inginkan atau membiarkan
anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginan mereka bukanlah merupakan hal yang bijak. Bimbingan
melalui dialog, diskusi, dan pertimbangan dalam setiap permasalahan perlu
selalu dilakukan.
1. Permasalahan
Remaja dengan Sekolah dan Guru
Hubungan
seorang remaja dengan sekolah dan guru sangat erat kaitannya mengingat pada
usia remaja ini menempuh pendidikan merupakan salah satu tugas dari
perkembangan seorang remaja. Dalam hal ini sekolah dan guru berperan dalam menanamkan
nilai-nilai dan pusat informasi mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap
perkembangan dan kepribadian remaja selanjutnya.
Namun,
biasanya hubungan remaja dengan sekolah dan guru seringkali memunculkan
problem. Problem yang muncul dalam kehidupan remaja dalam lingkungan sekolah
seringkali termanifestasi dalam bentuk kesulitan dalam menghadapi pelajaran di
sekolah, baik dalam lisan, tulisan, maupun penyelesaian tugas. Keluhan semacam
ini bukan timbul karena reaksi spontan terhadap suatu keadaan, melainkan akibat
dari satu rangkaian peristiwa yang sudah berlangsung lama atau berlarut-larut.
Remaja
yang mengalami problem disekolah pada umumnya mengemukakan keluhan bahwa mereka
tidak ada minat terhadap pelajaran, prestasi belajar menurun, kemudian timbul
perilaku yang menyimpang seperti membolos, melanggar tata tertib, menentang
guru, berkelahi, dan lain-lain. Hal ini karena adanya factor-faktor negative
yang mempengaruhi, diantaranya adalah :
a. Kurang
adanya kematangan fisik, mental, dan emosi sesuai dengan teman sebaya.
b. Adanya
hambatan fisik atau kelainan organisme, baik pendengaran, penglihatan, cacat
tubuh, dan sebagainya.
c. Kemampuan
yang kurang atau justru terlalu tinggi.
d. Adanya
hambatan atau gangguan emosi akibat tekanan dari orang dewasa khususnya guru
sebagai pendidik di sekolah.
Untuk
itu guru dalam proses belajar mengajar hendaknya dapat memilih dan menggunakan
teknik mengajar yang dapat meningkatkan peran serta remaja di dalam kelas.
2. Permasalahan
Remaja dengan Teman Sebaya
Interaksi teman sebaya
pada masa remaja memegang fungsi yang lebih dibandingkan pada masa anak-anak.
Remaja sangat membutuhkan pengakuan dari teman sebayanya. Menurut Hurlock
(2000:307) jika seorang remaja tidak mendapat pengakuan dari teman sebayanya
maka akan mengalami hal-hal berikut :
a. Akan
merasa kesepian karena kebutuhan sosial mereka tidak terpenuhi
b. Anak
merasa tidak bahagia dan tidak aman
c. Anak
mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan yang dapat menimbulkan
penyimpangan kepribadian
d. Kurang
memiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi
e. Akan
merasa sangat sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang dimiliki teman
sebaya mereka
f. Sering
mencoba memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan ini akan meningkatkan
penolakan kelompok terhadap mereka dan semakin memperkecil peluang mereka untuk
mempelajari berbagai keterampilan sosial.
g. Akan
hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi sosial yang menyebabkan mereka cemas,
takut, dan sangat peka.
h. Sering
melakukan penyesuaian diri secara berlebihan dengan harapan meningkatkan
penerimaan sosial mereka.
Menurut Hurlock ,
manfaat yang diperoleh jika seorang remaja dapat diterima dengan baik oleh
teman sebayanya :
a. Merasa
senang dan aman
b. Mengembangkan
konsep diri menyenangkan karena orang lain mengakuinya
c. Memiliki
kesempatan untuk mempelajari berbagai pola perilaku yang diterima secara sosial
dan keterampilan sosial yang membantu kesinambungan dalam situasi sosial
d. Secara
mental bebas untuk mengalihkan perhatian mereka keluar dan untuk menaruh minat
pada orang atau sesuatu diluar diri mereka
e. Menyesuaikan
diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial
Adapun
cara-cara memilih teman sebaya menurut Santrock (2003:206) antara lain :
a. Menciptakan
interaksi sosial yang baik dari mulai menanyakan nama , usia, dan aktivitas
favorit.
b. Bersikap
menyenangkan, baik, dan penuh perhatian.
c. Tingkah
laku yang prososial seperti jujur, murah hati, dan mau bekerja sama.
d. Menghargai
diri sendiri dan orang lain
e. Menyediakan
dukungan sosial seperti memberikan pertolongan , nasihat, duduk berdekatan,
berada dalam kelompok yang sama dan menguatkan satu sama lain dengan memberikan
pujian.
3. Permasalahan
Remaja dengan Masyarakat
Permasalahan-permasalahan
yang dialami oleh remaja dalam kehidupan bermasyarakat diantaranya adalah :
a. Masalah
gaya hidup
Ada
banyak penanaman persepsi yang salah terhadap gaya hidup para remaja saat ini.
Gaya hidup yang merusak terkadang malah dianggap sebagai gaya hidup modern dan gaul.
Misalnya, seorang remaja yang tidak mau mengkonsumsi narkoba dianggap
kampungan.
b.
C.
Penyimpangan
– Penyimpangan Remaja terhadap Lingkungan Sosialnya
Kegagalan remaja dalam melakukan tugas
perkembangannya termasuk dalam menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya
sering menimbulkan konflik-konflik internal maupun konflik eksternal yang
mengarah pada munculnya perilaku menyimpang atau kenakalan remaja. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pada dasarnya perilaku menyimpang yang muncul pada remaja
sebenarnya merupakan kompensasi dari segala kekurangan dan kegagalan yang
dialaminya.
Perilaku menyimpang pada remaja pada umumnya
merupakan kegagalan sistem kontrol diri terhadap impuls-impuls yang kuat dan
dorongan instingtif. Impuls-impuls tersebut disalurkan lewat perilaku kejahatan
, kekerasan, agresi dan sebagainya yang dianggap mengandung nilai lebih oleh
kelompok remaja tersebut.
Perbedaan antara remaja yang berperilaku normal
dengan remaja yang berperilaku menyimpang dapat dilihat dari tiga dimensi
perbedaan yaitu : perbedaan dalam struktur intelektualnya, perbedaan fisik dan
psikis, serta perbedaan ciri karakteristik individual. Berikut keterangan
mengenai ketiga dimensi tersebut.
a. Perbedaan
struktur intelektual
Pada
umumnya kelompok remaja yang berperilaku menyimpang mempunyai intelegensi yang
berbeda dengan intelegensi rata-rata anak-anak yang normal, yaitu nampak pada
perbedaan fungsi-fungsi kognitif pada mereka. Pada umumnya kelompok menyimpang
ini mempunyai nilai yang lebih rendah pada tugas-tugas prestasi tetapi
mempunyai nilai lebih pada nilai keterampilan verbal. Kelomp[ok ini pada
umumnya kurang toleran terhadap hal-hal yang abigious dan kurang mampu
memperhitungkan dan menghargai perbedaan perilaku serta pribadi orang lain.
b. Perbedaan fisik dan psikis
Anak-anak
yang berperilaku menyimpang nampak “ idiot secara moral “ dan pada umumnya
memiliki ciri karakteristik yang khas dalam fungsi psikologis. Hal-hal yang
nampak berbeda diantaranya adalah : lebih lamban dalam mereaksi terhadap
stimuli kesakitan, dan menunjukkan ketidak matangan jasmaniah atau anomali
perkembangan tertentu.
c. Perbedaan
ciri karkteristik individual
Remaja
yang berperilaku menyimpang memiliki ciri kepribadian khusus yaitu lebih
berorientasi pada kehidupan masa sekarang yaitu bersenang – senang dan puas
pada hari ini dan kurang memperhitungkan hari esok. Kebanyakan dari mereka
mengalami gangguan secara emosional akibat banyaknya konflik yang tak
terselesaikan. Disamping itu, karena kelompok ini kurang bersosialisasi dengan
lingkungan sosial yang normal sehingga kelompok ini kurang mampu mengenal
norma-norma kesusilaan yang ada serta kurang bertanggung jawab secara sosial karena
pada umumnya kelompok ini hidup dalam situasi miskin norma.
Berikut ini kami akan menjelaskan mengenai
bentuk-bentuk perilaku menyimpang.Bentuk perilaku menyimpang remaja dapat
dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu :
1) Delinkuensi
Individual
Yaitu
perilaku menyimpang yang berupa tingkah laku kriminal yang merupakan gejala
personal dengan cirri khas jahat yang disebabkan oleh kecenderungan
penyimpangan tingkah laku psikopat, neurotis, dan anti sosial. Penyimpangan ini
dapat diperparah dengan stimulus sosial yang buruk, teman bergaul yang tidak
tepat, dan kondisi kultural yang kurang menguntungkan.
2) Delinkuensi
Situasional
Bentuk
penyimpangan tipe ini pada umumnya dilakukan oleh remaja dalam klasifikasi
normal yang banyak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan situasional baik yang
berupa stimulasi sosial maupun kekuatan tekanan lingkungan teman sebaya yang
semuanya memberikan pengaruh menekan dan memaksa pada pembentukan perilaku
menyimpamg.
Penyimpangan
dalam bentuk ini sering muncul sebagai akibat transformasi kondisi psikologis
dan reaksi terhadap pengaruh eksternal yang bersifat memaksa. Dalam kehidupan
remaja, situasi sosial eksternal yang menekan terutama dari kelompok sebaya
dapat dengan mudah mengalahkan unsur internal yang berupa pikiran sehat
sehingga memunculkan tingkah laku menyimpang.
3) Delinkuensi
Sistematik
Perbuatan
menyimpang pada anak-anak remaja dapat berkembang menjadi perilaku menyimpang
yang diorganisir dalam bentuk suatu organisasi kelompok sebaya yang berperilaku
seragam dalam pemyimpangan. Kumpulan tingkah laku menyimpang yang diorganisir dalam
pengaturan status, norma dan peranan tertentu akan memunculkan sikap moral yang
salah dan justru muncul rasa kebanggan terhadap perbedaan-perbedaan dengan
norma umum yang berlaku.
Semua
perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh anggota kelompok ini kemudian
dirasionalkan dan dilakukan pembenaran sendiri oleh seluruh anggota kelompok,
sehingga perilaku menyimpang yang dilakukan menjadi terorganisir dan sistematis
sifatnya. Dorongan berperilaku menyimpang pada kelompok remaja terutama muncul
pada saat setengah sadar, karena berbagai sebab dan berada dalam situasi yang
tidak terawasi olek kontrol diri dan kontrol sosial. Lama kelamaan
perilaku menyimpang ini diulang dan diulang kembali, dan kemudian dirasakan
enak dan menyenangkan yang kemudian diprofesionalisasikan yang pada akhirnya
kemudian digunakan untuk menegakkan gengsi secara tidak wajar.
4) Delinkuensi
Komulatif
Pada hakekatnya bentuk delinkuensi merupakan produk
dari konflik budaya yang merupakan hasil dari banyak konflik kultural yang
kontroversi dalam iklim yang penuh konflik. Perilaku menyimpang tipe ini memiliki
ciri yaitu:
a.
Mengandung banyak dimensi ketegangan syaraf,
kegelisahan batin, keresahan hati hati pada remaja, yang kemudian disalurkan
dan dikompensasikan secara negatif pada tindakan kejahatan dan agresif tak
terkendali.
b.
Merupakan pemberontakan kelompok
remaja terhadap kekuasaan dan kewibawaan orang dewasa yang dirasa berlebihan.
Untuk dapat menemukan identitas diri lewat perilaku yang melanggar norma sosial
dan hukum.
c.
Diketemukan adanya banyak
penyimpangan seksual yang disebabkan oleh penundaan usia perkawinan , jauh
sesudah kematangan biologis tercapai dan tidak disertai oleh kontol diri yang
kuat, hal ini terjadi karena sulitnya lapangan pekerjaan ataupun sebab-sebab
yang lain.
d.
Banyak diketemukan munculnya
tindakan ekstrim radikal yang dilakukan oleh kelompok remaja, yang menganggu
dan merugikan kehidupan masyarakat, yaitu cara untuk memenuhi kebutuhan yang
dilakukan dengan menggunakan cara-cara kekerasan, penculikan, penyandraan
dan sebagainya.
Dengan mencermati bentuk perilaku menyimpang diatas,
maka secara fisik wujud dari perilaku menyimpang dapat berupa perilaku sebagai
berikut :
a)
Main kebut-kebutan di jalan. hal
tersebut dapat mengganggu keamanan, keselamatan dan membahayakan jiwa diri
sendiri maupun orang lain.
b)
Perilaku ugal-ugalan, brandalan,
uarakan dan perilaku-perilaku lain yang mengacaukan lingkungan sekitar. Hal ini
sering dilakukan sebagai akibat kelebihan energi dan dorongan primitif yang tak
terkendali, serta upaya mengisi waktu luang tanpa bimbingan orang tua dewasa.
c)
Perkelahian antar individu, antar geng, antar
kelompok, antar sekolah ataupun antar suku, yang kesemuanya menunjukkan akibat
negatif.
d)
Membolos sekolah dan bergelandangan
sepanjang jalan atau bersembunyi di tempat terpencil sambil melakukan berbagai
eksperimen perilaku asosial.
e)
Perilaku kriminalitas yamg berupa perbuatan
mengancam, intimidasi memeras, merampas dan sebagainya
f)
Berpesta pora sambil mabuk-mabukan
dan melakukan perbuatan seks bebas yang menggangu lingkungan
g)
Pemerkosaan dan agresifitas sosial
atau pembunuhan karena motif seksual atau dorongan oleh reaksi-reaksi
konpensatoris dan peranan inferior yang menuntut pengakuan diri
h)
Kecanduan dan ketagihan obat
terlarang yang erat kaitanya dengan tindak kejahatan.
i)
Perjudian dan bentuk-bentuk
permainan dengan taruhan yang mengakibatkan kriminalitas
j)
Perbuatan anti sosial dan asosial
yang disebabkan oleh gangguan kejiwaan pada anak-anak remaja simptomatik,
neurotic dan gangguan jiwa lain
k)
Penyimpangan-penyimpangan perilaku
lain yang disebabkan oleh kerusakan pada karakter anak yang menuntut kompensasi
disebabkan organ-organ inferior.
D.
Faktor-faktor
yang Menyebabkan Perilaku Remaja yang Menyimpang
Faktor-faktor
yang menyebabkan perilaku remaja yang menyimpang antara lain:
a. Reaksi
frustasi diri
b. Gangguan
berfikir dan intelegensi pada diri remaja
c. Kurangnya
kasih sayang keluarga atau orang tua
d. Kurangnya
pengawasan dari orang tua
e. Dampak
negatif dari perkembangan teknologi modern
f. Dasar-dasar
agama yang kurang
g. Tidak
adanya media penyalur bakat atau hoby
h. Masalah
yang di pendam
i.
Keluarga broken home
j.
Pengaruh kawan
sepermainan
k. Persoalan
nilai dan kebenaran yang kurang ditanamkan oleh orang tua.
l.
Timbulnya
organisasi-organisasi non formal yang berperilaku menyimpang
m. Timbulnya
usaha-usaha untuk mengubah keadaan sesuai trend
Cara untuk mencegah dan
mengatasi kenakalan remaja :
a. Orang
tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian serta kasih sayangnya
kepada sang anak. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah
anak-anaknya segera dapat terselesaikan
b. Perlunya
ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini
c. Pengawasan
orang tua yang intensif terhadap anak namun tidakj berlebihan. Termasuk disini
media komunikasi seperti televise, radio, akses internet , hand phone , dll.
d. Perlunya
materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah.
e. Sebagai
orang tua sebisa mungkin mendukung hoby atau bakat anak-anak yang bernbilai
positif dan memfasilitasi hoby mereka agar anak remaja dapat terhindar dari
kegiatan-kegiatan negative ( http://
psikonseling.blogspot.com/2010/02/pengertian kenakalan remaja.html)
1. Nur
Fitriatin Nisa’ (115824)
2. Jayus
mirafendi (115879)
3. Olivia Mawaddah Nur (115842)
4. Nolifa
Khoiriyah (115827)
5. Kristiani
(115866)
6. Rhizal
M.N.I (115831)
7. M.
Nur Huda (115867)
8. Ani
Damayanti (115848)
9. Yosi
ella dianita (115874)
10. Mustofa
Luki (115876)
11. Arba
Gahara (115871)
12. Arinil
Hikmah (115877)
13. ………………..
http://huda-elnino.blogspot.com/
lengkap infonya makasih kak
BalasHapusapa itu agency
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus