virus flame pada komputer
penyebaran virus flame
Perusahaan antivirus Kaspersky Lab bekerjasama dengan perusahaan penyedia hosting dan domain Go Daddy serta OpenDNS menyelidiki virus Flame.
Virus yang digunakan sebagai alat spionase itu, berdasarkan siaran pers dari Kaspersky pekan ini, dinyatakan sebagai program paling berbahaya dan memiliki struktur yang sangat kompleks. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan ada lebih dari 80 domain yang dijadikan server Command and Control (C&C) pada 2008-2012.
Dalam kurun waktu tersebut, server yang menjadi hosting infrastruktur C&C Flame telah berpindah-pindah ke berbagai negara termasuk Hong Kong, Turki, Jerman, Polandia, Malaysia, Latvia, Inggris dan Swiss.
Lain dari kebiasaan virus yang suka mengincar data dengan format Microsoft Office seperti .doc, Flame lebih tertuju kepada data yang berasal dari program Autocad. Kawasan yang menjadi pusat penyebaran Flame terpusat di Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, dan Asia Pasifik.
Para ahli keamanan internet pun hingga saat ini menyatakan Flame dibuat khusus untuk menyerang komputer Iran dan negara-negara di Timur Tengah.(MI/DNI)
Washington - Serangan virus komputer Flame yang membidik infrastruktur vital negara-negara Timur Tengah, diduga kuat masih berkaitan dengan Stuxnet. Demikian hasil penelitian yang dilakukan firma keamanan jaringan komputer dan internet Kaspersky.
Peneliti Kaspersky Alexander Gostev melalui blognya menyebutkan, semula pada pengujian pertama yang dilakukannya bersama timnya, memperlihatkan kedua program jahat tersebut -- Stuxnet dan Flame -- tidak ada sangkut pautnya.
"Namun ternyata hasil pengujian pertama salah. Riset kami menggali sejumlah fakta yang semula tidak diketahui, dan menguak pandangan bagaimana Stuxnet diciptakan dan terkait dengan Flame," tulisnya.
Fakta lain yang tak kalah menarik, seperti dilansir AFP, Selasa (12/6/2012), virus Flame, meski baru ditemukan, diketahui telah ada lebih dulu ketimbang Stuxnet yang diciptakan pada 2009.
"Stuxnet diciptakan pada sekitar Januari-Juni 2009, dan Flame rupanya telah ada. Kami memperkirakan Flame diciptakan sekitar 2008 dan telah memiliki struktur modular," terang Gostev.
Dijelaskannya, kode Stuxnet pada 2009 menggunakan modul yang dibangun pada platform Flame yang kemungkinan diciptakan secara spesifik untuk beroperasi sebagai bagian dari Stuxnet.
Stuxnet sendiri menguak sejumlah informasi menarik. Virus komputer ini disinyalir sebagai senjata cyber hasil kolaborasi Amerika Serikat dan Israel yang sengaja dirancang untuk melumpuhkan fasilitas nuklir Iran.
Sama seperti Flame, Stuxnet sebenarnya ditujukan untuk menyerang fasilitas penting negara-negara Timur Tengah termasuk Iran. Namun karena kecerobohan, virus komputer tersebut menyebar di web secara global.
http://huda-elnino.blogspot.com/ - Virus komputer baru bernama Flame dikabarkan telah menyerang ratusan komputer di Timur Tengah, terutama di Iran. Virus baru yang sangat pintar itu diduga dibuat Israel untuk mengacaukan program nuklir Iran.
Virus tersebut pertama kali ditemukan oleh tim dari Kaspersky Lab, perusahaan keamanan komputer asal Rusia, Selasa (29/5). Pihak Kaspersky mengatakan, virus tersebut memiliki ukuran dan kemampuan yang belum pernah dimiliki virus komputer lain sebelumnya.
Flame tak hanya mampu mengambil seluruh data yang tersimpan di dalam komputer yang terinfeksi, tapi juga mampu memantau seluruh aktivitas pengguna komputer, dengan cara mengambil gambar layar yang sedang dibuka dan merekam tombol-tombol yang ditekan pada papan ketik (keystrokes).
Flame juga bisa mengaktifkan sistem audio komputer, termasuk mikrofon, sehingga bisa menguping setiap pembicaraan pengguna. Keunggulan lain Flame adalah mengakses telepon seluler berkoneksi Bluetooth yang berada di sekitar komputer terinfeksi.
”Virus ini bisa digunakan untuk kegiatan mata-mata dan sabotase,” kata salah satu peneliti Kaspersky, Roel Schouwenberg.
Menurut pihak Uni Telekomunikasi Internasional (ITU), lembaga PBB yang mengatur penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, virus tersebut diduga kuat dibuat oleh satu atau beberapa negara.
ITU, yang memerintahkan Kaspersky menyelidiki aktivitas virus tersebut, mengeluarkan peringatan bahwa Flame adalah sarana spionase berbahaya yang berpotensi merusak infrastruktur kritis suatu negara. ”Ini adalah peringatan siber paling serius yang pernah kami keluarkan,” kata Marco Obiso, kepala keamanan siber ITU.
Menurut Kaspersky, virus itu telah menginfeksi ratusan komputer, sebagian besar di Iran, kemudian Israel, Palestina, Sudan, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, dan Mesir. Ali Hakim Javadi, deputi Menteri Teknologi Komunikasi dan Informasi, mengatakan telah berhasil mengembangkan antivirus untuk melawan Flame.
Melihat sasaran serangan Flame diduga kuat virus ini dibuat oleh Israel. Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Yaalon tak mengakui, tetapi juga tak membantah dugaan itu. ”Israel diberkati dengan teknologi tinggi, dan kami bangga dengan teknologi yang membuka semua kemungkinan bagi kami,” ujar Yaalon dalam wawancara dengan Radio Tentara Israel. (AP/Reuters/AFP/DHF)
Perusahaan antivirus Kaspersky Lab bekerjasama dengan perusahaan penyedia hosting dan domain Go Daddy serta OpenDNS menyelidiki virus Flame.
Virus yang digunakan sebagai alat spionase itu, berdasarkan siaran pers dari Kaspersky pekan ini, dinyatakan sebagai program paling berbahaya dan memiliki struktur yang sangat kompleks. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan ada lebih dari 80 domain yang dijadikan server Command and Control (C&C) pada 2008-2012.
Dalam kurun waktu tersebut, server yang menjadi hosting infrastruktur C&C Flame telah berpindah-pindah ke berbagai negara termasuk Hong Kong, Turki, Jerman, Polandia, Malaysia, Latvia, Inggris dan Swiss.
Lain dari kebiasaan virus yang suka mengincar data dengan format Microsoft Office seperti .doc, Flame lebih tertuju kepada data yang berasal dari program Autocad. Kawasan yang menjadi pusat penyebaran Flame terpusat di Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, dan Asia Pasifik.
Para ahli keamanan internet pun hingga saat ini menyatakan Flame dibuat khusus untuk menyerang komputer Iran dan negara-negara di Timur Tengah.(MI/DNI)
Washington - Serangan virus komputer Flame yang membidik infrastruktur vital negara-negara Timur Tengah, diduga kuat masih berkaitan dengan Stuxnet. Demikian hasil penelitian yang dilakukan firma keamanan jaringan komputer dan internet Kaspersky.
Peneliti Kaspersky Alexander Gostev melalui blognya menyebutkan, semula pada pengujian pertama yang dilakukannya bersama timnya, memperlihatkan kedua program jahat tersebut -- Stuxnet dan Flame -- tidak ada sangkut pautnya.
"Namun ternyata hasil pengujian pertama salah. Riset kami menggali sejumlah fakta yang semula tidak diketahui, dan menguak pandangan bagaimana Stuxnet diciptakan dan terkait dengan Flame," tulisnya.
Fakta lain yang tak kalah menarik, seperti dilansir AFP, Selasa (12/6/2012), virus Flame, meski baru ditemukan, diketahui telah ada lebih dulu ketimbang Stuxnet yang diciptakan pada 2009.
"Stuxnet diciptakan pada sekitar Januari-Juni 2009, dan Flame rupanya telah ada. Kami memperkirakan Flame diciptakan sekitar 2008 dan telah memiliki struktur modular," terang Gostev.
Dijelaskannya, kode Stuxnet pada 2009 menggunakan modul yang dibangun pada platform Flame yang kemungkinan diciptakan secara spesifik untuk beroperasi sebagai bagian dari Stuxnet.
Stuxnet sendiri menguak sejumlah informasi menarik. Virus komputer ini disinyalir sebagai senjata cyber hasil kolaborasi Amerika Serikat dan Israel yang sengaja dirancang untuk melumpuhkan fasilitas nuklir Iran.
Sama seperti Flame, Stuxnet sebenarnya ditujukan untuk menyerang fasilitas penting negara-negara Timur Tengah termasuk Iran. Namun karena kecerobohan, virus komputer tersebut menyebar di web secara global.
http://huda-elnino.blogspot.com/ - Virus komputer baru bernama Flame dikabarkan telah menyerang ratusan komputer di Timur Tengah, terutama di Iran. Virus baru yang sangat pintar itu diduga dibuat Israel untuk mengacaukan program nuklir Iran.
Virus tersebut pertama kali ditemukan oleh tim dari Kaspersky Lab, perusahaan keamanan komputer asal Rusia, Selasa (29/5). Pihak Kaspersky mengatakan, virus tersebut memiliki ukuran dan kemampuan yang belum pernah dimiliki virus komputer lain sebelumnya.
Flame tak hanya mampu mengambil seluruh data yang tersimpan di dalam komputer yang terinfeksi, tapi juga mampu memantau seluruh aktivitas pengguna komputer, dengan cara mengambil gambar layar yang sedang dibuka dan merekam tombol-tombol yang ditekan pada papan ketik (keystrokes).
Flame juga bisa mengaktifkan sistem audio komputer, termasuk mikrofon, sehingga bisa menguping setiap pembicaraan pengguna. Keunggulan lain Flame adalah mengakses telepon seluler berkoneksi Bluetooth yang berada di sekitar komputer terinfeksi.
”Virus ini bisa digunakan untuk kegiatan mata-mata dan sabotase,” kata salah satu peneliti Kaspersky, Roel Schouwenberg.
Menurut pihak Uni Telekomunikasi Internasional (ITU), lembaga PBB yang mengatur penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, virus tersebut diduga kuat dibuat oleh satu atau beberapa negara.
ITU, yang memerintahkan Kaspersky menyelidiki aktivitas virus tersebut, mengeluarkan peringatan bahwa Flame adalah sarana spionase berbahaya yang berpotensi merusak infrastruktur kritis suatu negara. ”Ini adalah peringatan siber paling serius yang pernah kami keluarkan,” kata Marco Obiso, kepala keamanan siber ITU.
Menurut Kaspersky, virus itu telah menginfeksi ratusan komputer, sebagian besar di Iran, kemudian Israel, Palestina, Sudan, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, dan Mesir. Ali Hakim Javadi, deputi Menteri Teknologi Komunikasi dan Informasi, mengatakan telah berhasil mengembangkan antivirus untuk melawan Flame.
Melihat sasaran serangan Flame diduga kuat virus ini dibuat oleh Israel. Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Yaalon tak mengakui, tetapi juga tak membantah dugaan itu. ”Israel diberkati dengan teknologi tinggi, dan kami bangga dengan teknologi yang membuka semua kemungkinan bagi kami,” ujar Yaalon dalam wawancara dengan Radio Tentara Israel. (AP/Reuters/AFP/DHF)
Komentar
Posting Komentar